Inilah Alasan Tempat Sholat Disebut Mihrab (Medan Perang ) menjadi sajian menarik hari ini buat kalian yang memang sedang mencari informasi berhubungan dengan berita dengan judul Inilah Alasan Tempat Sholat Disebut Mihrab (Medan Perang ) dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Inilah Alasan Tempat Sholat Disebut Mihrab (Medan Perang ). Kamu wajib sering belajar buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka sambil kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan utama internal membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Di internal islam, tempat ibadah seseorang disebut Mihrab. Biasanya tempat ini digunakan buat imam solat berjamaah atau buat seorang yang ingin menyendiri ketika solat atau bermunajat kepada-Nya.
Makna otentik dari kata Mihrab sebanding tempat atau medan perang. Lalu mengapa tempat solat disebut memerankan medan perang?
Ternyata, posisi kita ketika solat seperti posisi sedang berperang. Karena ada dua unsur internal diri kita yang saling tarik mengutip. Di satu sisi ada hawa nafsu yang mengutip kita buat lalai atau memikirkan hal-hal duniawi. Dan disisi lain ada ruh yang mengutip kita buat terbang mendekat kepada Allah swt.
Salah satu filosofi dari takbir di awal solat sebanding buat menegaskan pada jiwa kita,“Wahai jiwa yang mengajak kepada keburukan, aku mau mampu melawanmu sambil Nama Allah yang Maha Besar.”
Karena itulah kita diperintahkan buat menghendaki pertolongan sambil solat.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) sambil sabar atau shalat.” (QS.Al-Baqarah:45)
Karena kemenangan ketika solat menentukan kemenangan kita buat menaklukkan jiwa diluar solat. Sementara buat berhasil didalam solat bukanlah hal yang mudah. Allah Melanjutkan Firman-Nya,
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali distribusi orang-orang yang khusyuk.” (QS.Al-Baqarah:45)
Memenangkan pertarungan diri ketika solat itu sungguh berat. Diperlukan latihan yang serius buat mendapatkannya. Kecuali distribusi orang-orang yang telah meraih kekhusyu’an. Bagi mereka tiada ada momen yang makin dirindukan melebihi pertemuan sambil Sang Kekasih ketika solat.
Maka logika Al-Qur’an menjelaskan, bahwa siapa yang bisa menaklukkan diri internal solatnya maka ia telah menyelesaikan berbagai masalah diluar solatnya. Bukankah Allah Berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji atau mungkar.” (QS.Al-Ankabut:45)
Jika kita telah mampu menaklukkan diri sambil tiada melakukan kesalahan atau keburukan maka berapa masalah yang telah terselesaikan dengannya. Bukankah sebagian besar masalah internal hidup ini disebabkan karena kesalahan kita sendiri?
Source: www.khazanahalquran.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com

Wartaislami.com ~ Di internal islam, tempat ibadah seseorang disebut Mihrab. Biasanya tempat ini digunakan buat imam solat berjamaah atau buat seorang yang ingin menyendiri ketika solat atau bermunajat kepada-Nya.
Makna otentik dari kata Mihrab sebanding tempat atau medan perang. Lalu mengapa tempat solat disebut memerankan medan perang?
Ternyata, posisi kita ketika solat seperti posisi sedang berperang. Karena ada dua unsur internal diri kita yang saling tarik mengutip. Di satu sisi ada hawa nafsu yang mengutip kita buat lalai atau memikirkan hal-hal duniawi. Dan disisi lain ada ruh yang mengutip kita buat terbang mendekat kepada Allah swt.
Salah satu filosofi dari takbir di awal solat sebanding buat menegaskan pada jiwa kita,“Wahai jiwa yang mengajak kepada keburukan, aku mau mampu melawanmu sambil Nama Allah yang Maha Besar.”
Karena itulah kita diperintahkan buat menghendaki pertolongan sambil solat.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) sambil sabar atau shalat.” (QS.Al-Baqarah:45)
Karena kemenangan ketika solat menentukan kemenangan kita buat menaklukkan jiwa diluar solat. Sementara buat berhasil didalam solat bukanlah hal yang mudah. Allah Melanjutkan Firman-Nya,
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali distribusi orang-orang yang khusyuk.” (QS.Al-Baqarah:45)
Memenangkan pertarungan diri ketika solat itu sungguh berat. Diperlukan latihan yang serius buat mendapatkannya. Kecuali distribusi orang-orang yang telah meraih kekhusyu’an. Bagi mereka tiada ada momen yang makin dirindukan melebihi pertemuan sambil Sang Kekasih ketika solat.
Maka logika Al-Qur’an menjelaskan, bahwa siapa yang bisa menaklukkan diri internal solatnya maka ia telah menyelesaikan berbagai masalah diluar solatnya. Bukankah Allah Berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji atau mungkar.” (QS.Al-Ankabut:45)
Jika kita telah mampu menaklukkan diri sambil tiada melakukan kesalahan atau keburukan maka berapa masalah yang telah terselesaikan dengannya. Bukankah sebagian besar masalah internal hidup ini disebabkan karena kesalahan kita sendiri?
Source: www.khazanahalquran.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com