Awas! Gafatar Sampai Ke Pelosok, Ini Target Korbannya

Awas! Gafatar Sampai Ke Pelosok, Ini Target Korbannya menjadi sajian menarik hari ini buat kalian yang memang sedang mencari informasi berhubungan dengan berita dengan judul Awas! Gafatar Sampai Ke Pelosok, Ini Target Korbannya dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini. Awas! Gafatar Sampai Ke Pelosok, Ini Target Korbannya. Kamu mesti sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka beserta kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan terpilih intern membaca share terbaru.Wartaislami.com ~ Aliran GAFATAR ini terkuak ke media selepas seputar warga Yogyakarta atau sekitarnya diduga hilang, Ada empat orang yang bersumber dari DIY hilang karena mengikuti gerakan ini. Adapun dr Rica Tri Handayani atau anaknya, Diah Ayu Yulianingsih, seorang ibu putra satu bocah dari Sleman; seorang PNS RSUP Dr Sardjito berinisial ES; serta Ahmad Kevin Aprilio pelajar SMA yang hilang bersama ayahnya.
Sekarang ini, Aliran GAFATAR sudah menyebar dari Aceh sampai Papua, banyak komponen Gafatar yang telah ditangkap polisi karena menyebarkan aliran sesatnya.

Bibit Samad Rianto, pernah dijadikan Dewan Pembina Gafatar 2007-2011.
Khusus di DKI, Ormas Gafatar selalu membentuk acara Donor Darah di kantor PMI, atau juga melakukan aksi sosial lainnya, itu merupakan cara mereka bakal menutupi kesesatannya.
Untuk pengurusnya sepantasnya Ketua Umum DPP Gafatar yaitu Mahful Muis beserta nama baiatnya Imam Hawary sepantasnya ex Ketua AlQiyadah Islamiyah wilayah Sulawesi Selatan (Makasar) yang sempat ditangkap atau dibawa ke sidang pengadilan.
Wakil Ketua Umum yaitu Wahyu Sandjaya beserta nama baiatnya A Ghazali Muhtadi. Untuk Pengurus Wilayah DKI Jakarta diketuai Lucky Akri Wibowo
Ciri-ciri ajaran mereka : Tidak wajib sholat lima waktu, enggak wajib puasa ramadhan, syahadat mereka berbeda, yang bukan kelompok mereka dianggap kafir.
Mereka juga enggak wajib menunaikan ibadah haji atau melaksanakan salat Jumat berjemaah di masjid bahkan mereka juga enggak menanggung Muhammad memerankan nabi terakhir.
“Kami pernah menggelar diskusi, atau memang Gafatar enggak menanggung Muhammad memerankan nabi terakhir,” kata Ali Irfan, Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Sulawesi Tenggara.
Menurut Ali, Gafatar menanggung Nabi selepas Nabi Muhammad sepantasnya Ahmad Musadek. “Ia diakui datang ke dunia memerankan utusan Tuhan,” kata Ali Irfan. Dalam menyebarkan ajarannya, Ali Irfan menuding Gafatar berkedok memerankan organisasi kemasyarakatan. Kelompok ini kerap membentuk berbagai kegiatan sosial, seperti donor darah, sunat massal, aksi bersih lingkungan, sampai memberikan modal usaha atau pupuk bakal pertanian. “Ini ajaran sesat yang dibungkus beserta kegiatan sosial. Pengikutnya disuruh menandatangani surat pernyataan yang berisi komponen Gafatar mesti meninggalkan segala kegiatan yang bernuansa syariah,” kata Ali Irfan. Atas penemuan itu, menurut Ali Irfan, pihaknya sudah menggelar rapat terpadu dua hari lalu beserta melibatkan unsur pemerintah, kepolisian, Majelis Ulama Indonesia, atau Muhammadiyah. Forum itu menginstruksikan kepada wali kota atau bupati bakal enggak memberikan izin sekaligus melarang kegiatan Gafatar di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara. Cara Gafatar Rekrut Anggota Baru Pola perekrutan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah terbaca Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Komisi Dakwah atau Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil Nafis melaporkan bahwa Gafatar menyasar orang-orang berpendidikan tinggi yang tertarik beserta agama tapi enggak mengantongi dasar pengetahuan yang mencukupi. Kegiatan Gafatar – Donor Darah di Palembang “Gerakan-gerakan semacam ini kan sasarannya para kaum-kaum eksekutif yang tertarik belajar agama, tapi mereka enggak mengantongi dasar pengetahuan yang cukup,” kata Cholil, Selasa (12/1/2016). Gafatar bakal benar-benar berkembang di daerah-daerah beserta jumlah kaum muda terpelajar yang tinggi namun beserta pengetahuan agama rendah. Para kaum muda terpelajar namun enggak mengantongi dasar pengetahuan kuat ini lah yang bakal selaku sasaran empuk gerakan-gerakan semacam Gafatar. “Kenapa si orang tertarik? Karena ada semangat belajar agama tapi dasar ilmu mereka enggak memadai,” jelas Cholil. “Belajar agama itu kan berjenjang, kualitas gurunya juga mesti dilihat. Tapi ini memahami agamanya secara imajinasi sesuai kualitas pemikiran mereka,” tegasnya. Cholil menanggung Gafatar sudah tersebar di seputar daerah. Namun, pola gerakan di setiap daerah berbeda-beda. “Ini sudah antar daerah, enggak cuma di Kalimantan, di tempat lain juga ada, Bahkan sudah masuk ke pelosok desa” tegasnya. Dari Orang Galau Sampai Yang Pengetahuan Agamanya Kurang Dihubungi di tempat terpisah, Pengamat Intelejen Wawan Heri Purwanto menjelaskan, salah satu pintu masuk aliran ini beserta cara mendekati orang-orang yang sedang bermasalah atau galau. “Pola-pola perekrutannya beserta cara mendekati orang-orang yang sedang galau atau sedang bermasalah,” kata Wawan, Senin (11/1/2015). Wawan tak menampik banyak kalangan terpelajar yang boleh jadi ikut direkrut bakal masuk Gafatar. Hal itu dimanfaatkan mereka memerankan cara bakal mengumpulkan donasi. “Ya banyak yang terpelajar, karena memeng mereka itu sudah discouting dulu. Mungkin disitu ada upaya mengumpulkan uang juga, golongan terpelajar kan juga mengantongi uang, jadi ini salah satu cara bakal mendapatkan donasi,” papar Wawan Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi sepantasnya belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah atau kerap bertindak amoral. “Kenyataan ini membuat kami terpicu bakal berbuat,” tulis Gafatar sebagaimana dikutip detikcom, Senin (11/1/2016). Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial ketahanan atau kemandirian pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan bakal cukup umur, atau lain-lain. Beberapa orang hilang seperti dr Rica misalnya, disebut-sebut menghilang selama dua minggu atau pergi ke Mempawah atau Sanggau, Kalimantan Barat, bakal mengikuti kegiatan Gafatar. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Gafatar terkait isu-isu yang beredar. Sementara di sisi lain, usai mendapatkan dr Rica, Kapolda DIY menyebutkan, ada kemungkinan dr Rica memang terlibat Gafatar. “Kalau mendengar keterangan dari suaminya, sebelum menikah (Rica) memang giat di Gafatar. Setelah menikah mandeg,” ujar Brigjen Erwin Triwanto di Mapolda DIY, Jl Ring Road Utara, Sleman, Senin (11/1/2016).
Sumber: Detik.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com





Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top