Ini Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari Yang Diubah Wahabi, Demi Mengajak Warga NU Memusuhi Syiah

Ini Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari Yang Diubah Wahabi, Demi Mengajak Warga NU Memusuhi Syiah menjadi sajian menarik hari ini buat kalian yang memang sedang mencari informasi berhubungan dengan berita dengan judul Ini Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari Yang Diubah Wahabi, Demi Mengajak Warga NU Memusuhi Syiah dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini. Ini Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari Yang Diubah Wahabi, Demi Mengajak
Warga NU Memusuhi Syiah
. Kamu wajib sering belajar porsi mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka karena kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan terpilih intern membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Ini setimpal bukti scan kitab sejati karya Pendiri NU yang berjudul Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah. Wahabi mengabarkan bahwa para Ketua NU seperti Gus Dur, KH. Hasyim Muzadi, atau KH. Said Aqil Siradj yang “bersahabat” karena Muslim Syiah yang lurus selaku berkhianat terhadap pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari. Sebagai bukti, Wahabi menerbitkan kitab “Risalah Ahlussunnah aal Jama’ah” susunan KH. Hasyim Asy’ari yang sayangnya sudah diubah/ditahrif oleh Wahabi. Sehingga kata-kata Rafidhi (Syiah Rafidhah yang sesat karena menghina sahabat), diubah oleh Wahabi selaku Syi’i (semua Syi’ah) selaku sesat. Jadi Syiah yang lurus yang kagak menghina sahabat pun dianggap sesat oleh Wahabi.
Nah sebagian ustadz muda NU yang ilmu atau wawasannya masih rendah, tertipu oleh "kitab palsu" Wahabi tersebut. Sehingga ikut-ikutan menganggap semua Syiah sesat. Mereka kesimpulannya suudzan terhadap ulama sepuh NU, terhitung Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, seolah-olah Kiai Said Aqil ini Syiah atau pembela Syiah yang kagak menganggap semua Syiah itu sesat.
Sama halnya karena Wahabi, ulama muda yang masuk NU Garis Lurus ini kesimpulannya tercemar paham Khawarij yang meragukan keadilan ulama NU yang sudah sepuh.
Ini setimpal hasil scan kitab “Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah" karya KH. Hasyim Asy’ari yang sejati:
Perhatikan yang dikecam oleh KH. Hasyim Asy’ari setimpal Rafidhah yang menghina sahabat seperti Abu Bakar atau Umar. Kemudian juga di halaman berikutnya yang dikecam setimpal Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi, Ibnu Taimiyyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha. Ibnul Qayim, dst. Jika kita teliti bertambah lanjut, sebenarnya Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari telah mengurutkan sela firqah-firqah yang berbahaya itu. Dan yang terletak di urutan pertama atau paling berbahaya ialah Wahabi.
NU itu didirikan terutama porsi membendung paham Wahabi. Sebelum NU didirikan, para ulama pendiri NU membentuk Komite Hijaz porsi membela kebebasan bermadzhab di Mekkah. Saat itu Kerajaan Najd karena bantuan Zionis Inggris menyerang atau menguasai Kerajaan Hijaz tahun 1925.
Aliran Wahabi yang terkenal puritan, berupaya menjaga kemurnian agama dari musyrik atau bid’ah namun secara membabi-buta atau menggunakan kekerasan. Beberapa tempat bersejarah, seperti rumah Nabi Muhammad Saw. atau sahabat, terhitung makam Nabi Muhammad pun hendak dibongkar. Umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) merasa amat prihatin kemudian mengirimkan utusan menemui Raja Ibnu Saud. Utusan inilah yang kemudian disebut karena Komite Hijaz.
Komite Hijaz ini merupakan sebuah panitia kecil yang dipimpin oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah. Setelah berdiri, Komite Hijaz menemui Raja Ibnu Suud di Hijaz (Saudi Arabia) porsi menyampaikan separuh permohonan, seperti berharap Hijaz memberikan kebebasan kepada umat Islam di Arab porsi melakukan ibadah sesuai karena madzhab yang mereka anut. Karena porsi mengirim utusan ini diperlukan adanya organisasi yang formal, maka didirikanlah Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926, yang secara formal mengirimkan delegasi ke Hijaz porsi menemui Raja Ibnu Saud.
Adapun lima permohonan yang disampaikan oleh Komite Hijaz, yaitu:
1. Memohon diberlakukan kemerdekaan bermadzhab di negeri Hijaz pada salah satu dari madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i atau Hanbali). Atas dasar kemerdekaan bermadzhab tersebut hendaknya dilakukan giliran sela imam-imam shalat Jum’at di Masjidil Haram atau hendaknya kagak dilarang pula masuknya kitab-kitab yang berdasarkan madzhab tersebut di bidang tasawuf, aqidah maupun fikih ke intern negeri Hijaz, seperti karangan Imam Ghazali, Imam Sanusi atau lain-lainnya yang sudaha terkenal kebenarannya.
2. Memohon porsi tetap diramaikan tempat-tempat bersejarah yang terkenal. Sebab tempat-tempat tersebut diwaqafkan porsi masjid seperti tempat kelahiran Siti Fathimah atau bangunan Khaezuran atau lain-lainnya berdasarkan firman Allah; “Hanyalah orang yang meramaikan masjid Allah orang-orang yang beriman kepada Allah”, atau firmanNya, “Dan siapa yang bertambah aniaya daripada orang yang menghalang-halangi orang lain porsi menyebut nama Allah intern masjidnya atau berusaha porsi merobohkannya?”
3. Memohon agar disebarluaskan ke seluruh dunia, setiap tahun sebelum datangnya musim haji menganai tarif/ketentuan biaya yang wajib diserahkan oleh jamaah haji kepada syaikh atau muthawwif dari semenjak Jedah sampai pulang lagi ke Jedah. Dengan demikian orang yang hendak menunaikan ibadah haji dapat menyediakan perbekalan yang cukup buat pulang-perginya atau agar supaya mereka kagak dimintai lagi bertambah dari ketentuan pemerintah.
4. Memohon agar semua hukum yang berlaku di negeri Hijaz, ditulis intern bentuk undang-undang agar kagak terjadi pelanggaran terhadap undang-undang tersebut.
5. Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) memohon balasan surat dari Yang Mulia yang menjelaskan bahwa kedua orang delegasinya benar-benar menyampaikan surat mandatnya atau permohonan-permohonan NU kepada Yang Mulia atau hendaknya surat balasan tersebut diserahkan kepada kedua delegasi tersebut.
Dari situ kita tahu pendirian NU erat kaitannya karena paham Wahabi. Berkat kegigihan para kiai yang tergabung intern Komite Hijaz, aspirasi dari umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah diterima oleh Raja Ibnu Saud. Makam Nabi Muhammad yang hendak dibongkar pun kagak jadi dihancurkan. (Disarikan dari kabarislamia.com) via muslimedianews.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com





Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top